Cover
DPW BKPRMI SULAWESI SELATAN (45 x 13 cm)_
WhatsApp Image 2022-06-11 at 13.00.23
previous arrow
next arrow
OPINI  

Antisipasi Serangan Stroke Pasca Lebaran

Jangan pernah menganggap remeh jika gejala ini muncul segera bawa ke rumah sakit,oleh karena perlu untuk penanganan yang cepat dan tepat agar area otak yang mengalami atau yang berpotensi gangguan bisa diselematkan dengan cepat.

dr. Asriadi Ali, Sp.N.,M.A.P.,AIFO-K
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni)
Wakil Direktur Wilayah Lembaga Kesehatan Masyarakat (LKM) BKPRMI Sulsel

BKPRMISULSEL.id | Opini – Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan tanda-tanda klinis yang berkembang dengan cepat, berupa defisit neurologik (hilangnya fungsi normal dari sistem saraf) fokal (terbatas) dan global (menyeluruh). Gejala ini dapat berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain yang gangguan vaskular (pembuluh darah).

Definisi tersebut menjelaskan bahwa stroke adalah kondisi serius yang terjadi oleh karena gangguan darah ke otak dan dapat menyebabkan kerusakan permanen di otak dan merupakan penyebab kematian dan kecacatan tertinggi. Seseorang yang mengalami serangan stroke sangat mudah diidentifkasi, sering disingkat SeGeRa Ke RS yakni Senyum tidak simetris, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara, Kebas atau baal, Rabun, Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.

Jangan pernah menganggap remeh jika gejala ini muncul segera bawa ke rumah sakit,oleh karena perlu untuk penanganan yang cepat dan tepat agar area otak yang mengalami atau yang berpotensi gangguan bisa diselematkan dengan cepat.

Ternyata seseorang yang mengalami stroke disebabkan oleh karena adanya faktor risiko, yang dibedakan menjadi dua kategori yakni faktor yang tidak dapat dimodifikasi misalnya usia (risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun), jenis kelamin (pria memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan wanita, meskipun wanita cenderung mengalami stroke lebih sering pada usia lanjut), riwayat keluarga (memiliki anggota keluarga dengan riwayat stroke meningkatkan risiko individu). Kategori faktor risiko kedua adalah faktor yang dapat dimodifikasi misalnya tekanan darah tinggi (hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke. Mengontrol tekanan darah melalui gaya hidup sehat dan pengobatan dapat mengurangi risiko), diabetes (penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke. Manajemen kadar gula darah yang baik sangat penting), kolesterol tinggi (kadar kolesterol yang tidak terkontrol dapat menyebabkan aterosklerosis, meningkatkan risiko stroke), merokok dan konsumsi alkohol (kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga berkontribusi pada peningkatan risiko stroke).

Beberapa hari ini dalam momentum lebaran merupakan masa berbahagia bagi seluruh umat Islam merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh. Kondisi ini membuat masyarakat sering kali merayakan dengan hidangan yang kaya lemak dan gula. Makanan khas lebaran seperti konro, coto,pallu basa, opor, rendang, dan berbagai kue kering memiliki kandungan kalori yang tinggi dan dapat memicu masalah jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk mengantisipasi stroke ini pada diri sendiri dan keluarga, hal ini dapat diperhatikan dengan tidak berlebihan dalam konsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi karena kadar kolesterol tinggi berhubungan langsung dengan risiko stroke yang dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke otak. Hal lain misalnya konsumsi gula berlebihan pada makanan manis dan minuman tinggi gula, yang sering disajikan saat lebaran, dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Bagi individu dengan diabetes atau predisposisi terhadap diabetes, hal ini meningkatkan risiko stroke. Makanan asin dan tinggi garam yang biasa dikonsumsi dapat menyebabkan hipertensi. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk stroke, termasuk individu dengan kondisi obesitas, peningkatan asupan kalori tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas, yang juga merupakan faktor risiko stroke.

Stroke dapat dicegah hingga 80% dengan mengelola faktor risiko tersebut, pola makan pasca lebaran memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan, khususnya dalam meningkatkan risiko stroke, kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat akan membuat kita semua menikmati perayaan idul fitri ini tanpa mengorbankan kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *