Dr. H. Muhammad Saleh, M.Ag.
Dosen IAIN Parepare
Wakil Ketua DPW BKPRMI Sul-Sel
Ketua Dikdasmen PDM Parepare
BKPRMISULSEL.id | Opini – Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah umat manusia. Nabi Muhammad lahir pada tahun 570 Masehi di kota Mekah, pada Tahun Gajah, ketika pasukan Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah dihancurkan oleh Allah SWT. Kelahiran beliau disertai dengan banyak tanda-tanda keajaiban, yang menjadi pertanda datangnya cahaya kebenaran bagi dunia.
Kisah ini memberikan pelajaran mendalam bagi kita semua, khususnya pemuda Islam di era digital. Kelahiran Nabi bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi simbolisasi dari munculnya harapan, perubahan, dan kebenaran. Sebagai generasi muda, kita dapat mengambil banyak hikmah dari peristiwa kelahiran beliau untuk menghadapi tantangan zaman modern, terutama di era digital yang penuh distraksi.
Peran Pemuda Islam di Era Digital
Di era digital, pemuda Islam memiliki peluang dan tanggung jawab besar dalam memaknai dan mengisi peringatan Maulid. Dengan kemajuan teknologi, mereka dapat memperdalam pemahaman tentang Nabi Muhammad SAW melalui berbagai media seperti ceramah online, podcast, atau aplikasi Al-Qur’an dan hadits. Namun, pemanfaatan teknologi ini harus disertai dengan sikap kritis, memastikan informasi yang diakses berasal dari sumber yang valid dan otoritatif.
Teknologi digital juga membuka jalan bagi dakwah kreatif. Pemuda dapat menggunakan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, atau YouTube untuk menyebarkan pesan Islami, berbagi kisah-kisah inspiratif dari kehidupan Rasulullah, serta mengajak teman-teman mereka untuk memperingati Maulid dengan cara yang positif dan bermanfaat. Dakwah di era digital harus kreatif dan relevan, namun tetap membawa pesan-pesan kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Modern
Salah satu inti dari peringatan Maulid adalah meneladani akhlak mulia Rasulullah. Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan terkadang penuh dengan godaan, pemuda Islam dapat mencontoh akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat Rasulullah seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kasih sayang harus diterapkan tidak hanya dalam interaksi sosial secara langsung, tetapi juga dalam interaksi di dunia digital.
Di dunia maya yang sering kali dipenuhi ujaran kebencian dan berita bohong, pemuda Islam harus menjadi contoh dengan menyebarkan kebaikan, menjaga amanah, dan menghargai perbedaan. Sikap moderasi dan toleransi juga sangat penting, mengingat perbedaan pandangan yang sering muncul terkait perayaan Maulid. Sebagai generasi muda, kita harus mampu memahami bahwa Islam mengajarkan sikap moderat (wasathiyah), yang mendorong kita untuk hidup dalam keseimbangan dan saling menghormati.
Mengisi Peringatan Maulid dengan Kegiatan yang Bermanfaat.
Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga saat yang tepat bagi pemuda untuk berbuat lebih banyak kebaikan. Kegiatan seperti bakti sosial, kajian islami, perlombaan keagamaan, dan berbagai aktivitas lain yang membawa manfaat bagi umat, dapat menjadi cara konkret untuk memaknai Maulid. Dengan menggunakan teknologi digital, kegiatan ini dapat disebarkan lebih luas dan melibatkan lebih banyak orang.
Pemuda Islam, khususnya para kader BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia), memiliki peran penting dalam menghidupkan suasana Maulid di lingkungan masjid dan masyarakat. Mereka bisa menjadi motor penggerak kegiatan positif yang tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta pada Rasulullah dan ajaran Islam. Kegiatan seperti ini juga dapat menjadi sarana untuk mendidik generasi muda lainnya tentang pentingnya meneladani Nabi Muhammad SAW.
Menjadikan Rasulullah sebagai Teladan di Era Digital.
Rasulullah SAW adalah teladan sempurna bagi umat manusia. Keteladanan beliau mencakup seluruh aspek kehidupan—dari akhlak, kepemimpinan, hingga cara beliau membangun masyarakat yang penuh kasih sayang dan keadilan. Di era digital ini, pemuda Islam harus mencontoh keteladanan beliau dalam menghadapi tantangan zaman.
Melalui dunia digital, kita dapat memperkuat dakwah, menyebarkan kebaikan, dan menjaga ukhuwah Islamiyah. Mari kita jadikan peringatan Maulid ini sebagai momen untuk menginternalisasi nilai-nilai Rasulullah dalam kehidupan kita. Jadikan beliau sebagai teladan dalam bersikap, berbuat, dan berinteraksi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Dengan demikian, Maulid Nabi tidak hanya menjadi sekadar perayaan, tetapi juga menjadi titik awal bagi kita semua untuk lebih meneladani dan menghidupkan ajaran-ajaran mulia beliau.
Kesimpulan Melalui peringatan Maulid, pemuda Islam di era digital dapat memperdalam pemahaman agama, menyebarkan nilai-nilai positif, dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan kreatif, serta mengadakan kegiatan yang bermanfaat, pemuda Islam—terutama para kader BKPRMI—dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi umat dan masyarakat. Mari kita isi peringatan Maulid dengan kegiatan positif dan terus menjadikan Rasulullah SAW sebagai inspirasi dan teladan dalam setiap langkah kehidupan.