BKPRMISULSEL.ID | MAKASSAR – DPW BKPRMI Sulsel kembali bertandang ke Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.Tepatnya diruang Rapat Makassar Room untuk membahas kembali program Ramadhan Mengaji.
Dalam pertemuan tersebut hadir dari Biro Kesra Prov. Sulawesi Selatan diantaranya Kabag Mensprit Hasim, S.IP., M.Si., Kabag Pelayanan Dasar Drs. H. Adnan Nawawi, M.Si, Kasubag Sosial Syamsuddin, S.Ag., M.SI, Kasubag Sarana H. Kasram Habibi, S.IP., M.A.P., Staf Kesra Jafar, sedangkan dari Dinas Pendidikan Prov. Sulawesi Selatan di hadiri Kepala Bidang Pembinaan SMA Asqar, SE., MM. Dari DPW BKPRMI Sulsel sendiri langsung di hadiri Ketua Umum DPW BKPRMI Sulsel Hasid Hasan Paloga, Sekum DPW Anwar Cece, Wakil Ketua DPW Amruddin Ambo Enre, Wakil Sekretaris DPW Irham Said, Dirwil LPPTKA BKPRMI Sulsel Muh. Yusuf Sewang, Pengurus LPPTKA Sahlan dan Suaib.
Dalam rapat tersebut membahas Pesantren Ramadan yang akan di ikuti Peserta didik Muslim Muslimah di SMA/SMK se-provinsi Sulawesi Selatan. Program ini sangat erat dengan Program Literasi Al Qur’an yang dicanangkan oleh Bapak Gubernur Prov. Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dalam mendorong Khususnya kepada anak-anak sulawesi selatan memiliki dasar yang kuat dan bisa menjadi imam-imam dalam keluarganya dan menjadi wadah dalam menimba pahala dihadapan Allah kelak.
Untuk Pesantren ramadan sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al Qur’an peserta didik, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pembiasaan pengamalan ajaran Islam peserta didik, serta Meningkatkan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama peserta didik.
Bulan ramadan menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala dan juga untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam pernyataan Yayasan Indonesia Damai Mengaji menyebutkan, sebanyak 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak bisa membaca Alquran. Data ini mengacu pada kajian dan penelitian mendalam oleh organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda Islam. Dari semua penduduk Indonesia beragama Islam, yaitu 87,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia, ternyata hanya 35 persen yang bisa membaca Alquran, jadi 65 persen itu tidak bisa membaca Alquran.
Beberapa organisasi pemuda Islam dan tokoh-tokoh pemuda melakukan penelitian yang mendalam tentang kemampuan membaca Alquran di kalangan umat Muslim Indonesia. Alhasil, ditemukan, hanya 35 persen atau sekitar 80 juta penduduk Muslim di Indonesia yang bisa membaca Alquran. Sisanya, 65 persen atau sekitar 149 juta penduduk Muslim tidak bisa membaca kitab sucinya. (Red. Media Center BKPRMI Sulsel)