Dr.Amruddin AE
Ketua BKPRMI Sulsel
Dosen Unismuh Makassar
Menyiapkan Generasi Rabbani Membangun Masyarakat Marhamah dalam Bingkai NKRI (Motto LPPDSDM)
BKPRMISULSEL.ID | OPINI – Ada beberapa hal ingin penulis deskripsikan setelah hadir dalam Wisuda Santri BKPRMI Bajeng di Balai Sidang (Balsid) Unismuh, ahad tanggal 19 Maret 2023. Ada 5 Kecamatan bersamaan di Kab.Gowa yang melaksanakan wisuda santri hari itu, selain Kec.Bajeng (1004 santri wisudawan/wisudawati), wisuda santri juga dilaksanakan diantaranya Kec.Pallangga (965 santri) dan Kec.Bungaya (130 santri).
Data yang disampaikan wakil ketua MPR dalam berita CNN Indonesia (06/03/2023) bahwa 72 % orang Islam Indonesia buta aksara Al-Quran, sebelumnya wakil ketua DMI menyebut sebanyak 65% masyarakat muslim tidak bisa membaca kitab suci Al-Quran (Okezone, 23/2/2022). Diknas Sulsel (2022-2023) menemukan data setidaknya (+/-) 70.000 siswa SMAN/SMKN yang tergolong tidak lancar atau terbata-bata membaca Al-Quran. Di Kab.Gowa terdapat 22 SMAN dan 5 SMKN diketahui 4.756 yang masih mengeja dan belum bisa baca Al-Quran dari 19.574 siswa muslim. Sekolah negeri di Kec.Bajeng terdapat 814 siswa yang tergolong mengeja dan belum bisa mengaji. Belum ada data tentang gambaran untuk tingkat menengah pertama (SMP) sederajat.
Informasi panitia, bahwa yang ikut wisuda santri hari ini adalah anak usia siswa kelas VI, ijazah wisuda selama ini menjadi ijazah pendamping dipakai untuk masuk SMP. Kemampuan anak santri dalam baca Quran tentu telah terseleksi dengan matang oleh para tim munaqisy, buktinya 11 orang santri tidak lulus. Pertanyaan kemudian, apakah anak tetap mengaji pasca diwisuda ? Bagaimana saat anak beranjak usia remaja, ketika menjadi siswa SMP dan atau SMA ?? Disisi ini peran BKPRMI dalam menyiapkan generasi Rabbani harus didukung para orangtua.
Pembelajaran Al-Quran di Masjid tidak berhenti pasca wisuda, selanjutnya diperkenalkan jenjang disebut Ta’limul Quran Lil Aulad (TQA) umur 12-14 tahun atau seusia SMP. Di TQA, santri akan lebih fokus penjurusan kemampuan tahfidz atau tilawah, dengan berbagai pengayaan muatan lokal. Usia-usia SMP inilah semestinya LPPDSDM (Lembaga Pembinaan Pengembangan Dawah Sumber Daya Manusia) bisa mengambil peran lebih banyak, dari alumni TK/TPA ini semestinya segera menjadi remaja Masjid awal. Grand Desain LPPDSDM menyebut pasca TQA sebagai Sentra Generasi Qur’ani (13-15tahun).
Kehadiran di Balsid, gedung arena Mukhtamar Muhammadiyah ke-47 (2015) tentulah bukan kebetulan, karena seperti diketahui bahwa DPK BKPRMI Bajeng adalah DPK teraktif se-Sulsel, penerima penghargaan ketika giat Perkampungan Kerja Pemuda Remaja Masjid (Oktober-2022), DPK Bajeng juga menjadi tuanrumah pelaksanaan Pawai Muharram dan Milad Ke-42 BKPRMI di tahun 2019. Menurut sekum DPD ketika memberi sambutan, DPK Bajeng adalah peng-infaq potensial pendirian Baitul Quran BKPRMI Gowa yang digagas berlantai 4 dengan anggaran 2M. Utusan IZI bertestimoni bahwa sudah lebih 3 tahun, BKPRMI Bajeng erat bekerjasama dengan IZI dan tahun ini menyiapkan Kampung Quran di kecamatan tersebut.
Ketika mahasiswa, penulis menjadi guru ngaji di TPA Fityatul Haq, sebelum menjadi ketua remaja Masjid Ikramadin, menjadi ketua DPK Mamajang, Dirda dan Dirwil LPPTKA, merasakan pentingnya LPPDSDM melihat peluang kaderisasi pasca perayaan wisuda. Berkali-kali master of ceremony, sepasang pembawa acara serta prolog sambutan internal BKPRMI di Balsid itu menyapa khsusus Dirwil LPPTKA dan LPPDSDM, penulis mem-batin ini menjadi isyarat pasca TPA yakni TQA ditunggu kinerja LPPDSDM. Semoga.