BKPRMISULSEL.id | Opini — Posisi seorang ibu memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Al-Qur’an dan hadis Rasulullah ﷺ menempatkan ibu pada derajat yang tinggi, bahkan menjadikan bakti kepada ibu sebagai salah satu kunci keberkahan hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman: 14).
Ayat ini menegaskan bahwa jasa seorang ibu dalam mengandung, melahirkan, dan mendidik anak adalah bentuk pengorbanan besar yang tak terbayar dengan apapun. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim), yang menegaskan bahwa kasih sayang dan penghormatan kepada ibu harus diutamakan.
Hari Ibu, dapat menjadi momentum untuk mengingat kembali betapa pentingnya peran seorang ibu, bukan hanya secara emosional, tetapi juga dalam membentuk generasi yang bertakwa. Islam mengajarkan bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka, mendidik dan memberikan penghormatan kepada ibu adalah bagian dari ibadah.
Namun, penghormatan kepada ibu tidak boleh terbatas pada peringatan tahunan. Islam menganjurkan agar bakti kepada ibu dilakukan setiap hari, dalam bentuk doa, perhatian, dan kepatuhan selama tidak bertentangan dengan syariat. Hari Ibu bisa menjadi pengingat, tetapi penghormatan itu adalah kewajiban sepanjang hayat.
Sebagai umat Islam, kita dapat memaknai Hari Ibu dengan lebih mendalam, menjadikannya sebagai pengingat untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan ibu kita, memperbanyak doa untuk ibu yang telah tiada, dan terus meneladani sifat-sifat mulia yang diwariskan ibu kepada kita. Dengan begitu, Hari Ibu bukan hanya sekadar seremoni, tetapi menjadi bagian dari amal saleh yang diridhai Allah SWT.
Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2025. Kasih Ibu sepanjang hayat.
Wallahu a’lam.